Think before you speak. Read before you think

Breaking News

Hobi Baca Sukarno dan Pentingnya Literasi untuk Kaum Muda


Bung Karno dan JF Kennedy
Bung Karno dan JF Kennedy
Jakarta, Beritasatu.com - Presiden Sukarno sangat gemar membaca buku. Walau dalam status tahanan kota pada 1967, Sukarno tidak pernah menghentikan hobinya tersebut.

Demikian diungkap mantan ajudan Sukarno, Sidarto Danusubroto dalam diskusi daring bertajuk "Merawat Pikiran Bung Karno" yang digelar Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Selasa (9/6/2020).

"Satu hal yang saya kagumi, walau dalam keadaan sendirian, hobi membaca Bung Karno tidak pernah berhenti. Kita kalah jauh dari Sukarno," kata Sidarto.

Menurut Sidarto, pada suatu kesempatan Sukarno pernah memintanya menunggu sejenak untuk menyelesaikan bab dalam buku yang dibaca.

"Bung Karno bilang, 'Darto sebentar ya, saya akan selesaikan bab ini dulu.' Jadi sulit kita meniru kelebihan-kelebihan seorang Sukarno. Ada banyak hal yang perlu kita teladani dari beliau," ungkap mantan ketua MPR dan anggota Dewan Pertimbangan Presiden tersebut.

Sementara itu, Ketua Bidang Ideologi dan Kaderisasi Persatuan Alumni GMNI, Nanang Tyas Puspito, menegaskan pentingnya budaya literasi bagi kaum muda. Sebab posisi literasi Indonesia tidak baik. "Data Unesco menempatkan Indonesia urutan 60 dari 61 negara tentang kebiasaan membaca," kata Nanang yang turut menjadi pembicara diskusi.

Nanang pun menyebut kurangnya akses sebagai salah satu penyebabnya.

"Tapi yang menyedihkan adalah faktor budaya. Budaya kita bukan budaya membaca, apalagi menulis. Budaya kita adalah budaya omong. Paling senang bicara tanpa setelah selesai bicara ditulis apa yang disarikan dari pembicaraan. Gambaran generasi muda sekarang semacam ini," katanya.

Menurut Nanang, kaum muda perlu memperdalam literasi. Misalnya literasi politik yang bertujuan meningkatkan partisipasi kaum muda dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk kualitas demokrasi serta peradaban.

"Jika literasi politik sangat baik, barangkali gonjang ganjing pemilu pilkada (pemilihan kepala daerah) tidak akan terjadi," ungkap Nanang.

Sumber: beritasatu

Tidak ada komentar