Tantangan Untuk Membunuh Sang Korban Menggunakan Santet Mematikan (Tantrik) secara live di India
Sanal Edamaruku (kiri) dan Surinder Sharma saat tantangan santet yang ditayangkan langsung di televisi |
Pada tahun 2008 di India, Mantan kepala mentri daerah Madya Pradesh bernama Uma Bharati menuduh lawan politiknya menggunakan ilmu hitam untuk mencelakainya. Faktanya, dalam beberapa hari Paman dari Uma meninggal dunia, dirinya sendiri terbentur pintu mobil di kepala, dan di kakinya terdapat bekas bekas luka.
Cerita tersebut membuat India TV mengundang ketua Asosiasi Rasionalis India (IRA) Sanal Edamaruku sebagai narasumber dalam acara bertajuk “Tantrik power versus Science. Pihak lain yang juga diundang adalah Pandit Surinder Sharma yang merupakan Guru Spiritual yang sering digunakan oleh para politisi papan atas dan juga terkenal di berbagai acara TV.
Dalam acara tersebut Pandit yang merupakan tokoh papan atas dunia supranatural di India mengatakan bahwa salah satu ilmu tertinggi yang dia miliki adalah kemampuan membunuh siapapun yang dia inginkan dalam 3 menit. Dalam kesempatan ini Sanal menantang Pandit untuk membunuhnya dengan ilmu hitam tersebut.
Acara ini disiarkan langsung pada 3 Maret 2008 di siang hari, dan dalam waktu sekejap menjadikannya acara dengan rating tertinggi dalam sejarah pertelevisian di India.
Pandit yang menyanggupi tantangan itu segera melakukan persiapan dan mulai melayangkan mantra mantranya pada Sanal. Setelah 3 menit berlalu masih tidak terjadi apapun, hingga 5 menit berlalu Sanal masih berdiri dan terlihat baik baik saja. Waktu terus diperpanjang hingga beberapa kali. Acara ini yang seharusnya berdurasi 1 jam pada akhirnya terus berjalan dan membuat banyak acara setelah itu dibatalkan.
Pandit mulai merubah metodenya. Tidak hanya menggunakan mantra, kini ia memercikkan air dan mengayunkaan pisau beberapa kali di sekitar tubuh sanal. Pandit juga mengusap usap rambut Sanal dan menekan pelipisnya dengan ibu jari. Ketika tekanan dari ibu jari makin menguat, Sanal akhirnya berkomentar mengingatkan bahwa pandit seharusnya hanya menggunakan ilmu hitamnya bukan kekuatan fisiknya.
Setelah acara berlangsung hampir 2 jam, tak ada apapun yang terjadi, pembawa acara mengumumkan bahwa ilmu hitam Pandit dinyatakan gagal.
Pandit berkilah bahwa dia gagal karena acara dilakukan siang hari. Dia memiliki metode yang diyakini tidak pernah gagal dilakukan di malam hari dengan persiapan yang lebih matang. Sayangnya, Sanal Edamaruku segera menyambut hal ini dan menantang untuk melakukan hal yang sama malam hari itu juga. Pihak televisi menyanggupinya dan Pandit tidak bisa mengelak.
Selama tiga jam jeda, pihak televisi menanyangkan iklan besar besaran agar orang orang di India menonton tayangan tersebut.
Pada malam harinya ritual dilakukan di tempat terbuka. Pandit ditemani dua asistennya menyalakan api dan terus menatap nyala api tersebut. Pandit mengatakan bahwa sekali ritual dimulai, tidak ada jalan keluar. Dalam dua menit Sanal akan menjadi gila, dan menit selanjutnya Sanal akan berteriak kesakitan dan lalu mati. Sanal menerima hal ini dan meminta untuk melanjutkan ritual.
Saat ketika ritual di mulai, Pandit beberapa kali mencoba menyentuh Sanal dengan tangannya namun segera diperingatkan oleh pembawa acara bahwa tidak boleh ada kontak fisik disitu. Beberapa kali asistennya melemparkan serbuk ke dalam api dan membuat nyala api berubah warna.
Dalam beberap kali kesempatan pembawa acara harus terus mengingatkan pandit agar tidak menyentuh sanal secara fisik. Hal ini berlangsung terus menerus selama beberapa jam dan tidak ada yang terjadi.
Acara berakhir dengan pembawa acara mengumumkan kegagalan ilmu hitam yang didemonstrasikan Pandit.
Sebagai pemimpin dari asosiasi rasionalis India, Sanal memahami banyak trik yang dilakukan oleh “Guru” semacam Pandit. Segala trik ilmu kebal, santet, hingga materialisasi permata dapat diduplikasi secara sempurna dan dijelasskan dengan baik. Sanal sadar bahwa ilmu santet yang diperagakan Pandit tidak memiliki dasar ilmiah untuk dipercaya.
Pada umumnya cerita mengenai keberhasilan santet semacam itu hanya beredar dari mulut ke mulut tanpa ada pengujian pembuktian yang fair tanpa kemungkinan adanya faktor lain diluar ilmu hitam yang diklaim keberadaannya itu sendiri.
Faktor faktor lain yang dimaksud antara lain:
Terror Psikologis
Seorang audience dalam acara pengujian diatas mengemukakan bahwa atmosfer yang dibangun oleh Pandit melalui ritual tersebut sangatlah menegangkan dan penuh aura mistis sehingga orang berakal sehat sekalipun bisa saja stress mendadak seiring intensitas ketegangan yang timbul. Jika efek ketegangan psikologis ini bisa dicapai, stress yang tinggi bisa mengakibatkan serangan jantung atau gangguan syaraf motorik.
Dalam upaya tradisional, Dukun/paranormal gadungan menggunakan elemen terror psikologis pada korban, yakni dengan memberikan pesan/ ancaman bahwa korban sedang dalam proses disantet. Ini bisa diperkuat dengan memberikan elemen elemen yang sering diasosiasikan dengan mistis seperti boneka voodoo, kembang untuk ziarah makam, kepala ayam yang ditusuk jarum, dan lain sebagainya.
Korban yang mendapati hal hal tersebut muncul misterius di sekitar rumahnya akan menimbulkan efek horor bahwa dirinya tengah disantet. Dari sini jika berhasil dan korban percaya, ada dua kemungkinan yang terjadi. Yang pertama, korban akan jatuh sakit, daya tahan dan imunitasnya turun drastis karena mengalami stress. Sementara kemungkinan kedua adalah apa yang disebut sebagai selective thingking.
Selective Thingking
Selective thingking adalah ketika seseorang cenderung memilih untuk melihat satu kejadian/bukti dan mengabaikan fakta lain agar sesuai dengan kepercayaannya. Orang yang tengah percaya dirinya disantet akan mengasosiasikan kejadian apapun yang menimpanya sebagai hasil dari santet. Semua orang, cepat atau lambat akan mengalami kesialan/kecelakaan/kematian seperti meninggalnya teman dekat atau keluarga, kecelakaan, jatuh sakit, bangkrut, dan sebagainya.
Orang yang terlanjur percaya dirinya disantet akan menghubungkan kesialan apapun yang dialaminya sebagai “bukti” santet. Dalam kasus Uma Bharati diatas, kematian paman dan terbenturnya kepalanya ke
pintu mobil dianggap bagian hari hasil guna guna ilmu hitam. Bagi orang yang terlanjur termakan delusi seperti ini, ban bocor sekalipuun akan dianggap sebagai bukti.
Placebo Effect
Dunia kedokteran mengenal placebo effect yakni efek sugesti yang membuat pasien merasa lebih baik/sembuh meskipun tidak benar benar diberi obat yang sesuai penyakitnya. Kebalikannya, ada Nocebo effect yang membuat tubuh seorang benar benar sakit karena kepercayaan dan persepsinya akan suatu hal.
Contoh: Penelitian di jepang terhadap 57 siswa sekolah menengah yang mengaku alergi terhadap daun tertentu diberi penutup mata. Subjek diberi tahu bahwa tangan kanan akan diolesi daun yang dia alergi dan tangan lainnya daun biasa.
Apa yang dilakukan para peneliti adalah sebaliknya. Hasilnya, tangan yang diusap daun biasa menjadi berbintik kemerahan karena si anak mengira daun tersebut adalah daun chessnut yang menjadi alergi dia. Sementara tangan kiri yang benar benar diolesi daun chessnut pada sebagian besar kasus justru tidak terjadi apa apa. (Morse, 1999).
Ini mendukung fakta bahwa sebagian besar kassus alergi adalah nocebo atau persoalan persepsi dan sugesti. Penelitian Meador C.K pada 1992 juga menunjukkan bahwa orang yang percaya voodoo dapat benar benar sakit dan meninggal karena akibat stress.
Kepercayaan kuat terbukti dapat mempengaruhi tubuh biologis manusia. Mereka yang percaya bisa disakiti dengan santet terbukti lebih rawan jatuh sakit sesuai kepercayaan tersebut.
Racun
Yang paling berbahaya dari usaha santet adalah racun. Beberapa kasus santet dan jasa santet yang berhasil diselidiki menunjukkan indikasi kuat terlibatnya racun dan zat zat berbahaya yang dapat membuat lumpuh.
Yang mengerikan adalah, ada banyak sekali variasi racun yang dapat dibuat dari bahan sehari hari, mulai dari tembakau, buah buahan liar tertentu, serbuk karat, hingga bahkan permata. Masing masing memiliki karakteristik yang berbeda sesuai tujuan. Mulai dari kematian yang cepat, kelumpuhan, sakit jangka panjang, atau agar tidak bisa terdeteksi.
Karena luasnya jenis jenis racun membuat tidak semua dokter mengetahui gejala gejalanya. Ketidaktahuan dokter setempat sering dijadikan penguat di masyarakat bahwa korban terkena penyakit “misterius” dan kemudian diasosiasikan dengan santet.
Beberapa jenis racun dapat berfungsi hanya dengan berjabat tangan, atau mengoleskan sedikit pada kulit. Racun juga dapat dirancang sesuai kondisi korban misal ketika korban diketahui memiliki kondisi tertentu seperti penyakit jantung, maka dengan menambah banyak kolesterol pada jamuan makan hanya akan berimbas pada target sementara siapapun orang lain yang makan akan aman.
Penyakit langka
Tidak banyak orang memahami bahwa di dunia ini ada jutaan jenis penyakit mulai dari yang paling umum hingga paling langka dan sangat aneh. Dokter umum, sesuai namanya dibekali pengetahuan dan mempelajari penyakit penyakit yang sering ditemukan pada manusia. Pada penyakit penyakit yang lebih khusus, ada dokter spesialis, dan bahkan departemen khusus untuk mendiagnosa penyakit, mengingat ada banyak jenis penyakit langka dengan gejala/symptop yang sering tertukar dengan penyakit lain.
Dalam kondisi ini sangat wajar terjadi di daerah yang minim sarana kesehatan dimana seseorang terjangkit kelainan genetik atau penyakit langka yang susah dijelaskan dokter setempat. Minimnya pengetahuan masyarakat setempat membuat banyak orang mengasumsikan kekuatan ghaib/ santet berperan disitu.
Lebih parah lagi, media sering mewawancara orang yang tidak tepat dan terburu buru sering mengambil kesimpulan spektakuler bahwa pernyakit itu “tidak bisa dijelaskan oleh para ilmuwan dan dunia kedokteran”.
Sebagai contoh, tidak banyak orang tau keberadaan penyakit bernama fibrodysplasia ossificans progressiva dimana pengidap penyakit itu memiliki mutasi sistem regenerasi tulang syaraf dan otot. Semakin parah penyakitnya, membuat pasien pelan pelan menjadi seperti batu.
Bayangkan ini terjadi di pedalaman yang minim informasi, maka penyakit ini bisa dianggap sebagai bentuk kedurhakaan pasien. Hampir satu dekade lalu di Indonesia, Dede Koswara sempat diduga menjadi korban santet ketika tubuhnya berubah menjadi seperti akar pohon sampai akhirnya mendapat perhatian internasional sehingga ada ahli yang benar benar bisa menjelaskan penyakit itu. Nama penyakitnya adalah Epidermodysplasia Verruciformis sebagai akibat dari virus bernama Human papiloma virus (HPV).
Singkatnya, ketidaktahuan masyarakat mengenai penyakit dan kondisi biologis manusia sering dijadikan simplifikasi bukti keberadaan santet. Masyarakat sering kurang memahami bahwa banyak jenis penyakit langka yang bisa muncul tiba tiba karena mutasi/evolusi genetik kearah yang tidak menguntungkan manusia.
Borderline personality disorder
Kita cukup familiar dengan penyakit psikologis bernama multiple personality disorder dimana seseorang dapat memiliki lebih dari satu kepribadian dan tidak bisa mengingat apa yang dilakukan oleh kepribadian yang lain. Penyakit ini lazim muncul pada orang yang memiliki trauma masa kecil dan sangat ingin menjadi orang lain yang tidak pernah mengalami hal tersebut. Ini membuat dirinya mengembangkan kepribadian lain yang umumnya bertolak belakang.
Sanal Edamaruku, Tantra Challenge Part 1:
Sanal Edamaruku, Tantra Challenge Part 2:
Sanal Edamaruku, Tantra Challenge Part 3:
Tidak ada komentar
Posting Komentar