Think before you speak. Read before you think

Breaking News

Apa Kabar Salak Condet???


Di tengah membanjirnya buah-buahan impor, salak condet (Salacca Zalacca) masih tetap mendapat tempat di hati penggemarnya. Buahnya yang konon lebih manis dan masir dibandingkan salak Pondoh ini masih tetap banyak disuka.

Namun sungguh disayangkan saat ini habitat salak condet semakin berkurang. Bisa jadi 10 tahun ke depan salak condet tidak lebih hanya menjadi maskot belaka. Sementara kebun salak di kawasan condet telah berubah menjadi bangunan bertingkat. Lalu bagaimana saya harus menerangkan jika anak cucu saya nanti ingin mengenal dan melihat salak condet yang menjadi maskot kotanya itu ?

Wah kita mesti ikut peduli nih...Sayang sekali kalau Salak Condet sampai punah..

Salak Condet (Salacca Zalacca) terdiri dari belasan varietas. Namun saat ini tidak semua varietas itu masih dapat kita temui. Perkembangan kota yang membutuhkan lahan dengan menggusur kebun-kebun salak dan buah-buahan lainnya di sekitar condet.

Condet terletak di sebelah timur kota Jakarta, tepatnya di kecamatan Kramat Jati. Terdri dari 3 kampung besar, yaitu : Bale Kambang, Batu Ampar dan Kampung Gedong. Wilayah ini diapit oleh dua sungai di sebelah timur dan barat. Di sinilah dulu kawasan penghasil buah-buahan bagi daerah Jakarta dan sekitarnya. Tidak hanya salak tetapi juga buah lainnya terutama duku dan melinjo. Ketika Ali Sadikin menetapkan condet sebagai cagar budaya di tahun 1974, masih terdapat 6.000 pohon duku dan 200 ribu pohon salak.

Sayang saat ini kita tidak lagi melihat penjual duku dan salak di pinggir jalan sekitar condet. Yang masih dapat ditemukan adalah beberapa penjual emping melinjo yang jumlahnya juga dapat dihitung dengan jari.

Warga asli condet yang dulunya mayoritas adalah petani sekarang telah beralih profesi menjadi tukang ojek dan buruh. Akibat kurangnya pendidikan dan tidak siap mengadu untung di dalam persaingan usaha, kini kebanyakan warga asli condet berada dalam posisi marjinal. Padahal dulu hidup mereka termasuk sejahtera dengan mengandalkan berkah kebun buah-buahan yang tumbuh subur walau tanpa pupuk modern.

Kabarnya Pemda DKI telah memiliki rencana untuk membuat lahan konservasi seluas dua hektar di Bale Kambang sebagai cagar buah-buahan. Perlu ditunggu realisasi yang segera dari proyek tersebut agar generasi penerus kita tidak semakin kehilangan akar budaya dan sejarahnya.

Lalu apa yang dapat kita lakukan sebagai warga Jakarta ???

1 komentar

Loedin mengatakan...

Salak Condet apa lebih besar dari salak pondoh,ya. Seumur-umur belum pernah tahu rasanya salak Condet. Mudah-mudahan Rencana Lahan Konservasi Pemda DKI terwujud..., siapa tahu nanti kalau ada tugas ke Jakarta saya bisa cari buah tersebut