Think before you speak. Read before you think

Breaking News

Suharto meninggal...Alhamdulillah!



Sejak pertama kali mendapat kabar kematian Suharto dari adik saya yg seorang reporter, saya sudah yakin akan banyak hal menarik yang dapat saya tulis untuk blog ini. Saya bisa membuat kronologis kematian, kasus-kasus hukum, prosesi pemakaman dan banyak hal lain yang bisa digali untuk disampaikan termasuk sejarah panjang orde baru dan korban-korbannya.

Namun kali ini saya ingin menulis tentang apa yang pertama kali diucapkan orang ketika mendengar kabar kematian tersebut. Ternyata pengamatan saya menghasilkan sesuatu yang menarik. Beberapa orang yang saya tanyakan langsung, jawabannya cukup beragam. Ada yang mengucap, "Innalillahi", "Ah, masak sih", "Akhirnya...", "Bagus deh" dan yang paling menarik buat saya "Alhamdulillah...".

Berbagai ekspresi di atas tentu memiliki alasan masing-masing. Nah di sinilah menariknya buat saya. Dengan mengetahui alasan mereka, saya mendapatkan gambaran yang real tentang posisi seorang Suharto di dalam hati mereka.

Kalimat Innalillahi wa inna Illaihi Rajiun adalah suatu hal yang umum diucapkan seorang muslim ketika mendengar kabar kematian. Karena ini juga diajarkan dalam agama Islam maka ketka mendengar kabar buruk tersebut secara refleks akan terucap Innalillahi wa inna Illaihi Rajiun. Orang yang mengucapkan kaliamt ini ketika mendengar kabar meninggalnya Suharto sepertinya tidak punya tendensi tertentu atau malah merupakan pengagum dari jenderal yang pernah terkenal dengan julukan The Smiling General ini. Kalimat tersebut mengandung makna doa kepada yang wafat agar dapat diterima oleh sang Khalik. Dalam bahasa Indonesia doa ini sejajar dengan "Semoga mendapat tempat yang layak di sisiNya".

Namun dasar orang Indonesia, ada saja yang suka memberi pengertian berbeda. "Semoga mendapat tempat yang layak di sisiNya", mestinya memiliki artian harapan yang positif. Tapi ada yang bilang, Tempat yang layak bagi Suharto adalah Neraka Jahanam. Sinis...? Memang, mengingat banyak rakyat Indonesia yang masih belum dapat melupakan sepak terjang almarhum selama rejim orde baru berkuasa.

Selain mengucapkan Inna lillahi, ada juga yang berujar, "ah, masak sih". Komentar sekaligus pertanyaan ini terlontar karena yang bersangkutan pikir keadaan Suharto akan kembali sehat seperti sebelumnya. Memang sudah beberapa kali Suharto keluar masuk rumah sakit, namun kemudian dapat muncul lagi dalam keadaan sehat bugar. Ada juga pendapat yang meyakini Suharto akan melewati usia hingga 90 tahun. Maka merekapun setengah tidak percaya ketika dikabari kematian Suharto. Ah masak sih?

Komentar berikut yang saya dapat adalah, "Akhirnya...". Rupanya sebagian orang sudah merasa cukup lama mengikuti perkembangan kesehatan Suharto yang selalu mendapat sorotan luas dari media massa. Maka ketika kabar kematian datang, komentarnya adalah...akhirnya!

Ada lagi komentar yang agak nyleneh, "bagus deh...". Lho kok orang meninggal dibilang bagus? Rupanya hal ini dianggap lebih baik daripada terus menerus menderita akibat sakit sekaligus juga menghadapi kasus=kasus hukum yang menghadang.

Kemudian yang paling menggelitik saya adalah komentar spontan ketika mendengar kabar kematian Suharto dengan menyebutkan, "Alhamdulillah.." Sepertinya kematian dianggap sebagai balasan yang setimpal atas segala dosa-dosa selama menjadi penguasa negeri ini. Sebagaimana banyak orang yang masih menyebutkan kasus DOM di Aceh, Irian dan Timor timur sebagai kejahatan.

Munculnya berbagai komentar tentang kematian Suharto tampaknya dipengaruhi oleh banyak faktor. Pengalaman pribadi selama orde baru menjadi faktor utama. Bagi yang merasakan nikmatnya hidup di jaman Suharto tentu akan memberikan komentar yang berbeda dengan para korban yang merasakan kekejaman The Smiling General. Tingkat pendidikan dan pengetahuan politik juga mempunyai pengaruh besar terhadap komentar yang dimunculkan masing-masing orang.

Nah, apa yang anda ucapkan ketika mendengar kabar meninggalnya Suharto? Mungkin salah satu dari komentar di atas, atau yang lainnnya...

4 komentar

Anonim mengatakan...

pertama tama ya ...
Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un ...

udahnya ...banyak diem aja lah
gak mau terpengaruh ....

biasa saja ...
gak mau terlalu menyanjung
gak mau juga menghujat ...

yang lalu biarlah berlalu ......

Tamrin mengatakan...

Akhi, ingatlah pada sesuatu yang dapat memutus kenikmatan dunia. Ketika daging kita jadi santapan ulat. Ketika kita terbaring sendirian di tempat yang gelap. Ketika kita akan ditanya apa saja yang dilakukan di Dunia. SEsungguhnya kematian seseorang adalah kematian kita dimasa yang telah ditentukan.

(tumben aku sadar)

Anonim mengatakan...

Makasih yaa buat yang udah comment di sini. Sebagaimana saya yang bebas beropini, sohib semua juga dapat mengungkapkan pendapat dengan merdeka.

Saya tunggu comment yang lainnya...

Anonim mengatakan...

apa yang di ciptakan allah ya kembali ke pada allah..."Innalillahi wa inna Illaihi Rajiun" mungkin lebih pantas ya :)