Think before you speak. Read before you think

Breaking News

Permintaan Maaf dari Aremania

Kemarin saya membaca sebuah artikel di detik.com yang memuat surat pernyataan maaf dari Aremania sehubungan dengan kerusuhan di Stadion Brawijaya, Kediri dan sekitarnya yang terjadi pasca laga Arema-Persiwa tanggal 16 Januari 2008 lalu.

Satu poin positif yang patut diacungi jempol adalah kesediaan Aremania untuk mengakui kekurangan dan meminta maaf secara terbuka. Mengingat tidaklah mudah untuk meminta maaf dan mengakui kesalahan, apalagi buat kita-kita yang mengaku bangsa besar dengan budaya tinggi.

Aremania adalah pionir

Sebagai sebuah kelompok suporter yang terorganisir dan menyebar luar hingga ke luar kota Malang. Aremania adalah pelopor bagi tumbuh dan berkembangnya kelompok-kelompok suporter sejenis. Perjalanan panjang Aremania telah membawa banyak berkah bagi dunia sepakbola di kota Malang dan sepakbola nasional pada umumnya.

Berbagai kegiatan yang telah digagas oleh para Aremania tidak sebatas pengerahan suporter sebagaimana umumnya yang dilakukan oleh kelompok suporter lainnya sebelum era The JakMania lahir di tahun 1996. Aremania adalah pelopor dalam menghadirkan berbagai kreatifitas ke dalam stadion untuk menunjukkan dukungannya dengan lagu-lagu dan gerakan-gerakan.

Aremania juga telah berhasil menjadi ikon kota Malang. Eksistensi dan identitas Aremania telah menyatu dengan identitas kota Malang dan Arek-arek Malang pada umumnya. Inilah salah satu faktor yang membuat setiap pertandingan Arema selalu dibanjiri oleh para Aremania. Padahal dari segi prestasi, Klub yang didukung, Arema, tidaklah terlalu istimewa. Setidaknya dalam sepuluh tahun terakhir baru berhasil menjadi kampiun ketika ditangani oleh Benny Dolo. Namun Aremania tidaklah peduli dan terus mendukung dengan setia setiap perjalanan Arema.

Aremania juga yang mengawali usaha untuk mengembangkan penjualan berbagai merchandise yang hasilnya dapat membantu Aremania untuk dapat berkembang secara mandiri. Padahal kelompok suporter lainnya lebih banyak mengharapkan bantuan dari pengurus klub ataupun pejabat.

Saya masih ingat ketika pada tahun 1997 saya datang ke Malang bersama tim Persija menjelang duel kontra Arema. Pada malam sebelum laga digelar, saya berkeliling kota Malang sekedar untuk mengenal lebih dekat kota yang terkenal dengan apel Malangnya ini. Ketika saya mampir di salah satu pusat belanja (mall) yang saya lupa namanya, disana saya sempat berkunjung ke counter milik Aremania yang menjual berbagai pernak pernik khas Arema. Sambil memperkenalkan diri saya banyak bertanya tentang Arema dan Aremania. Mereka menyambut saya dengan akrab dan tidak tampak sama sekali kegarangan yang biasanya muncul ketika meyaksikan pertandingan. Padahal saya datang dengan memakai kaos Persija dan sendirian pula... Akhirnya saya pulang ke hotel dengan membawa berbagai merchandise dari Arema sebagai oleh-oleh dan kenangan.

Aremania juga yang mempelopori pembentukan korwil-korwil untuk menampung anggotanya yang tersebar tidak hanya di kota Malang namun hingga keluar batas wilayah Jawa Timur. Di Jakarta bahkan telah ada sejak lama korwil yang dikomado oleh mas Anto Baret.

Aremania adalah panutan

Sebagai pelopor tentu saja tidak mengherankan jika Aremania dijadikan contoh dan panutan bagi kelompok-kelompok suporter lainnya di Indonesia. Paling tidak dari kreasi lagu-lagu dan gerakan. Jika diperhatikan, banyak lagu-lagu yang umum dinyanyikan oleh suporter seluruh Indonesia berasal dari lagu Aremania. Dengan sedikit adaptasi pada lirikmaka lagu-lagu tersebut kemudian menjadi semacam lagu wajib bagi setiap kelompok suporter.

Sebagai contoh adalah lagu yang aslinya berlirik:

Yo..ayooo...Ayo Arema...
Ku disini...kita harus menang...

Nah, jika diperhatikan, lagu ini selalu ada di setiap pertandingan Liga maupun Copa Indonesia. Siapapun yang tengah bertanding, pasti terdengar lagu ini dinyanyikan oleh suporternya, termasuk oleh The JakMania. Tentu dengan sedikit perubahan lirik menjadi :
Yo..ayooo...Ayo Persija...
Ku disini...kita harus menang...

Lagu yang sederhana namun penuh semangat ini seolah telah menjadi lagu wajib bagi setiap kelompok suporter di Indonesia. Harus diakui bahwa ini adalah sumbangsih yang berharga dari Aremania bagi dunia persepakbolaan Indonesia. Dengan berbagai kreatifitas yang mereka tunjukkan telah membuat pertandingan menjadi semakin asyik ditonton.

Kelompok suporter lainnya juga tidak mau kalah kreatif dari Aremania. Dalam hal membuat lagu The JakMania bahkan telah sebuah album yang berisi kumpulan lagu-lagu hasil ciptaan sendiri.

Nah, sebagai pelopor dan panutan bagi kelompok-kelompok suporter yang ada di Indonesia (walau sebagian tidak mengakuinya), Aremania jelas memiliki nilai yang sangat besar. Hingga mungkin benar dugaan yang menyatakan bahwa kerusuhan di Kediri kemarin ikut dipengaruhi oleh pihak-pihak yang ingin merusak nama baik Aremania. Hal ini tercantum jelas dalam butir pernyataan di surat permintaaf maaf Aremania. Walaupun saya masih menyangsikan hal ini, namun perlu dikaji lebih lanjut dengan mencari bukti-bukti kongkrit selain dugaan dan asumsi-asumsi yang subyektif.

Kenapa hal ini perlu diberikan perhatian serius?
Pertama, saya tidak setuju cara-cara negatif dengan provokasi yang bertujuan memancing kerusuhan untuk mendiskreditkan kelompok suporter tertentu. Tragedi Brawijaya (begitu Aremania menyebutnya) tidak hanya berdampak buruk bagi Aremania namun juga telah menyusahkan warga Kediri pada umumnya. Bayak rumah dan kendaraan yang dirusak, begitu juga fasilitas umum.

Tuduhan akan adanya provokasi dari dari pihak ketiga yang menyusup untuk memancing keributan bukan baru kali ini saya dengar. Ketika The JakMania terlibat tawuran di Tangerang, saya juga mendengar adanya infiltrasi atau pengaruh dari pihak ketiga, dalam hal ini ***ing. Benar atau tidaknya tuduhan itu saya tidak tahu persis. Bisa saja ini hanyalah akibat dendam kesumat dan emosi yang tidak terkontrol lagi sehingga setiap issue yang menyangkut rival maka akan dianggap benar adanya.

Kedua, untuk menghindari adu domba dan fitnah yang dapat memojokkan kelompok lainnya. Jika memang benar ada pihak ketiga yang memancing kerusuhan bukan tidak mungkin dimaksudkan untuk mengadu domba antara Aremania dan kelompok lainnya, dengan Persik Mania misalnya. Sangat disayangkan jika jalinan persahabatan antar suporter yang telah digalang selama ini menjadi berantakan. Padahal sudah dua kali diadakan jambore suporter Indonesa.

Memang sulit untuk mengharapkan seluruh suporter dapat berdamai layaknya sahabat karib mengingat segala perbedaan yang ada. Apalagi jika melibatkan seluruh anggota sampai ke tingkat grass root. Namun setidaknya setiap usaha yang baik harus terus kita dukung dan coba sekuat tenaga.

Tentang wasit, BLI dan PSSI yang juga dianggap bertanggung jawab atas terjadinya kerusuhan saya pikir benar adanya. Biar bagaimanapun perhelatan ini digelar oleh BLI yang semestinya telah mempersiapkan segala sesuatu dengan baik. Jika panpel dan kondisi stadion dianggap tidak layak kenap harus diteruskan. BLI harus berani mengambil tindakan tegas seperti yang dilakukan federasi sepakbola Italia yang menghentikan semua pertandingan hingga dipenuhinya standar keamanan yang layak oleh setiap stadion, tidak terkecuali milik tim-tim besar semacam AC Milan.

Wasit juga berperan besar menyebabkan kerusuhan. Sebagai manusia tentu wasit tidak pernah lepas dari kesalahan. Namun jika kesalahan yang dibuat mengakibatkan konsekuensi fatal maka sulit untuk dapat membiarkan wasit dan asistennya lepas dari hukuman.

Tidak ada komentar