Think before you speak. Read before you think

Breaking News

Taman Lapangan Banteng bakal makin keren

Lapangan Banteng baru
Gambar disain Lapangan Banteng setelah revitalisasi
Kota Jakarta sudah mulai membenahi diri agar makin layak menyandang status ibukota negara yang metropolistis. 

Satu per satu pekerjaan besar dilakukan demi kenyamanan dan keindahan kota yang harus melayani belasan juta warganya. Sarana transportasi massal terus dibenahi dan dikembangkan bersamaan dengan pembangunan infrastruktur untuk mengurangi kemacetan yang sudah menjadi problem akut. 

Fasilitas pendidikan dan kesehatan juga terus diperbaiki fisik dan pelayanannya. Sungai dan kali dinormalisasi, bahkan selokan yang tadinya tersumbat sekarang sudah lancar berkat kerja luar biasa pasukan oren. 

Masyarakat Jakarta akan makin dimanjakan dengan fasilitas publik berkelas. Setelah berhasil “menyulap” Kalijodo menjadi sebuah taman publik yang indah kini Jakarta siap merevitalisasi kawasan Taman Lapangan Banteng di Jl Lapangan Banteng Barat, Kelurahan Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat. 

Desain untuk penataan Lapangan Banteng sudah selesai dibuat dan pembangunan akan segera dimulai begitu persetujuan dari tim cagar budaya turun. Hal ini karena di Lapangan dengan luas sekitar 52.790 m2 ini terdapat Patung Pembebasan Irian Barat yang merupakan cagar budaya. Menurut aturannya setiap bangunan tua dan bersejarah yang akan direnovasi harus mendapat persetujuan dari tim cagar budaya. 
Waterlooplein
Patung Singa di masa kolonial (foto:perpusnas)

Taman Lapangan Banteng memang memiliki sejarah yang cukup panjang. Di masa penjajahan, rakyat menamakannya Lapangan Singa. Sebab di tengah lapangan terpancang tugu peringatan dengan patung singa di atasnya. Tugu itu didirikan dalam tahun 1828 untuk mengenang pertempuran Waterloo. Setelah kemerdekaan namanya berganti menjadi Lapangan Banteng. Menurut catatan tertua menyebutkan, lapangan itu berasal dari tahun 1623, sebagai tanah milik Anthonie Paviljoen Sr. Pada 1629, tanah dihibahkan kepada putranya yang senama, Anthonie Paviljoen Jr. Tanah yang disebut Paviljoenveld atau Lapangan Paviljoen tersebut terletak di sebelah barat Sungai Ciliwung dan sebagian besar merupakan rawa-rawa. 

Patung Pembebasan Irian Barat
Patung Pembebasan Irian Barat
(foto:stockpholio)
Patung Pembebasan Irian Barat disebut juga Monumen Pembebasan Irian Barat mulai dibangun pada waktu perjuangan bangsa Indonesia untuk membebaskan wilayah Irian Barat mencapai puncaknya pada tahun 1962. Ide pembuatan patung ini berasal dari Soekarno yang kemudian "diterjemahkan" oleh Henk Ngantung dalam bentuk sketsa. Patung ini menggambarkan seorang yang telah berhasil membebaskan belenggu dari penjajahan Belanda. Patung ini dibuat dari bahan perunggu dan dilaksanakan oleh Team Pematung Keluarga Area Yogyakarta dibawah pimpinan Edhi Sunarso. Patung ini diresmikan tanggal 17 Agustus 1963 oleh Soekarno. 

Rencananya Patung Pembebasan Irian Barat ini akan dipercantik dengan taman, danau dan amphitheater di sekitarnya. Sehingga masyarakat dapat menikmati hiburan bersama keluarga di sana sambil menghirup udara segar dari taman di sekitarnya. Taman yang hijau dan asri dengan luas sekitar 52.790 m2 ini juga berfungsi sebagai paru-paru kota dengan berabgai jenis pohon termasuk Mahoni (Swietani mahagoni); Angsana (Pterocarpus Indictus); Salam; Asem (Tamarindus Indica); Kupu-kupu (Bauhinia) sp). 

Lapangan Banteng baru
Gambar disain danau dan amphitheater
Fasilitas olahraga yang sudah ada juga akan dibuat berkelas internasional. Selain lapangan sepakbola juga akan dilengkapi lapangan basket dan “jogging track” serta fasilitas lainnya termasuk mushola dan cafetaria. Masyarakat jadi lebih nyaman untuk berolahraga atau sekedar menikmati suasana di taman dengan Patung bernilai penuh sejarah itu. 

Lapangan Banteng baru
Gambar disain lapangan sepakbola
Hebatnya lagi, untuk melakukan semua itu pemprov DKI tidak mengandalkan dana APBD melainkan dana dari Corporate Social Responsibility (CSR) dan kewajiban pengembang. Bulan depan mulai dilakukan pemagaran di sekitar fasilitas olah raga dengan dukungan dana sekitar Rp 9 miliar dari dana kompensasi Koefisien Lantai Bangunan (KLB). Pemasangan pagar setinggi kurang lebih empat meter itu diperkirakan akan selesai dalam tujuh bulan. 

Sepertinya Taman Lapangan Banteng akan semakin jadi idola masyarakat Jakarta di tengah makin terbatasnya ruang terbuka hijau publik di kota metropolitan Jakarta.



Tidak ada komentar