Think before you speak. Read before you think

Breaking News

Rp.100 ribu di jembatang timbang itu biasa...

Sebenarnya sudah sejak lama terdengar adanya pungli di jembatan timbang yang dilakukan oleh oknum Dishub. Kali ini berita serupa datang dari Riau. Namun tentu saja pejabat yang berwenang membantah keras kabar miring tersebut.

Kasi Timbangan Kendaraan Bermotor, Dishub Riau, Kiki Sumargiono bahkan menegaskan kalau setiap pungutan sudah sesuai dengan perda yang ada. Uang yang terkumpulpun seluruhnya masuk ke kas daerah.

Namun pak Kasi juga sempat mengatakan: "Tidak benarlah, kalau jemnbatan timbang sebagai ajang pungli sejak dulu. Kalaupun ada sopir truk yang mengasi uang saku Rp 100 ribu, itukan cuma untuk yang di lapangan saja. Itu biasalah."

Nah lho... Silahkan anda menilai sendiri...

================
Dishub Riau Bantah Terima Setoran Rp 5 juta/Hari dari Jembatan Timbang
Chaidir Anwar Tanjung - detikNews

Pekanbaru - Dinas Perhubungan (Dishub) Riau membantah maraknya pungutan liar (pungli) di jembatan timbang menjelang lebaran. Dishub Riau juga membantah mendapatkan setoran Rp 5 juta/hari dari hasil pungli tersebut.

Hal itu disampaikan, Kasi Timbangan Kendaraan Bermotor, Dishub Riau, Kiki Sumargiono saat dikonfirmasi detikcom, Senin (3108/2009) di Pekanbaru.

"Itu semua tidak benar. Tolong tunjukan sama saya, siapa pegawai saya yang menyebut demikian. Biar saya cuci dulu otaknya itu. Sesuai dengan perda yang ada, jembatan timbang itu ada
ketentunya untuk memungut denda dari kendaraan bermotor yang melebihi tonase. Dan uang itu semuanya kita setor ke kas dearah," kata Kiki.

Kiki juga memastikan tidak ada kebijakan untuk menyetorkan uang pungli kepada para petinggi di Dishub Riau. "Tidak benar itu semua, kami tidak pernah meminta sotoran pada mereka yang bertugas di jembatan timbang," tukas Kiki.

Menurut Kiki, sejak otonomi daerah berlaku, pengelolaan seluruh jebatan timbang diserahkan ke daerah. Sehingga daerah menentukan sejumlah tarif bagi kendaraan bermotor yang melebih tonase. Dan hasilnya uang tersebut disetorkan ke kas daerah.

"Tidak benarlah, kalau jemnbatan timbang sebagai ajang pungli sejak dulu. Kalaupun ada sopir truk yang mengasi uang saku Rp 100 ribu, itukan cuma untuk yang di lapangan saja. Itu biasalah,"
kata Kiki.

(cha/djo)

Sumber: detiknews.com

1 komentar

santoz mengatakan...

Yah begitulah mental pejabat di Indonesia tercinta , tanah tumpah darah ku ni .. korup udah jadi budaya..