Think before you speak. Read before you think

Breaking News

Festival Pe Cun di Gedong Galangan VOC

Lomba Perahu Naga di Taipei, Taiwan tahun 2006. Lomba ini merupakan peringatan untuk mengenang Chun Yuan, seorang sarjana-negarawan yang mati tenggelam pada tahun 227 sebelum Masehi, ketika berusaha membongkar korupsi oleh negara.


PE CUN, satu dari empat hari raya warga Tionghoa yang dianggap cukup penting. Sebelum Pe Cun, ada Imlek di tanggal satu bulan satu penanggalan lunar yang juga biasa disebut sebagai festival musim semi; Ceng Beng di awal April yang merupakan upacara sembahyang kepada leluhur; Pe Cun yang biasa dirayakan pada tanggal lima bulan lima penanggalan lunar; serta Tiong Cu tanggal 15 bulan delapan tak lain terkait dengan kue bulan.

Setiap tahun hari raya Pe Cun/Pee Cun/Peh Cun selalu dirayakan di berbagai tempat di Indonesia, antara lain di Juana, Lasem, Jawa Tengah; Tangerang, dan diharapkan Jakarta juga mampu menggelar festival budaya Pe Cun (mendayung perahu). Sejak tahun 2005, di Tangerang, lomba perahu naga menyemarakkan Peh Cun dengan Festival Cisadane.

Lomba perahu naga dan kano dipusatkan di Sungai Cisadane. Sebuah lomba yang menjadi daya tarik perayaan Pe Cun, yang sempat dilarang sejak 1965. Sebelum pesta ini digelar di Cisadane, kanal di Batavia pernah menjadi pusat lomba perahu naga dalam rangka Pe Cun hingga 1910 sebelum akhirnya kanal makin dangkal oleh sampah.

Selain perahu naga, Peh Cun juga ditandai dengan makan bacang (bakcang). Bacang adalah makanan yang terbuat dari beras dengan diisi daging cincang di dalamnya. Latar belakang perayaan ini tak lain untuk mengenang dan menghormati jasa dari seorang negarawan yang bernama Qu Yuan, berasal dari negara Cho, pada masa Dinasti Ciu di Cina.

Qu Yuan, demikian legenda bicara, mengorbankan jiwa dan raganya dengan menceburkan diri di sungai pada tanggal lima bulan lima, sehingga rakyatnya merasa sedih karena kehilangan seorang yang arif bijaksana ini. Agar jasad dari Qu Yuan - yang tidak bisa ditemukan - tidak dimakan hewan-hewan air, maka rakyat negeri Cho berlomba melemparkan bacang ke dalam sungai tersebut. Dari situlah maka pesta bacang terus digelar secara turun-temurun di mana-mana.

Untuk mengingatkan warga Tionghoa di Jakarta pada perayaan Pe Cun, maka Susilawati, pemilik Gedong Galangan VOC, akan menggelar Festival Pe Cun pada 28-31 Mei di gedung Jalan Kakap itu. Berbagai acara seperti pembukaan LAN Art & Galery, peresmian berdirinya YAYI Calligraphy & Painting Research Institute, pameran kaligrafi, pertunjukan musik tradisional Tionghoa. Perlombaan membuat bacang dan talk show tentang batik menjadi salah satu agenda acara.

Pembukaan festival ini rencananya akan dibuka oleh Walikota Jakarta Utara, Bambang Sugiyono, pada 28 Mei tepat pukul 15.00. Sayang, kanal yang begitu panjang di Jakarta - atau katakan saja Kalibesar - belum bisa jadi pusat perayaan yang berpotensi jadi agenda tahunan wisata Jakarta dan jadi atraksi wisata, tentunya. Revitalisasi Kota Tua kan tak hanya revitalisasi fisik, tapi juga berbagai budaya, folklor yang ikut membangun Jakarta.

WARTA KOTA Pradaningrum Mijarto

Sumber : kompas.com

Tidak ada komentar