Mobil Ketua BK DPRD DKI menerobos jalur Busway
Belum reda pemberitaan tentang anggota DPR RI yang tertangkap tangan menerima suap oleh KPK. Hari ini muncul lagi berita tidak sedap lainnya seputar wakil rakyat kita yang (katanya) terhormat.
Sebagaimana diberitakan oleh detikcom, Kamis 10 April 2008, mobil yang ditumpangi ketua Badan Kehormatan DPRD DKI Jakarta, Nur Alam Bachtiar, kepergok menerobos jalur busway koridor II di jl.Letjend Suprapto, Jakarta Pusat.
Tampaknya kita semua mesti berpikir dua kali dalam menentukan pilihan di Pemilu mendatang. Hingga saat ini tampaknya belum ada prestasi dari para wakil rakyat yang cukup membanggakan dan dirasakan secara langsung manfaatnya oleh rakyat.
Yang muncul di media justru berita negatif seperti: Perbaikan rumah dinas, dugaan korupsi, kasus aliran dana BI kepada anggota DPR, kasus percaloan, dan masih banyak lagi.
Selain masalah korupsi, para wakil rakyat di DPR dan DPRD juga masih bermental sok kuasa, tidak taat hukum dan mementingkan diri sendiri. Contohnya kasus Nur Alam Bachtiar ini. Padahal sebagai anggota dewan seharusnya dia tahu persis aturan yang telah dibuat oleh pemda bersama DPRD.
Melempar kesalahan kepada sang supir adalah sikap yang tidak ksatria. Saya kok tidak yakin jika ini adalah kejadian pertama menerobos jalur khusus busway. Saya juga yakin masyarakat sudah biasa menyaksikan rombongan pejabat yang selalu minta diistimewakan di jalan raya walau harus dengan melanggar aturan.
Sebagai ketua Badan Kehormatan DPRD DKI Jakarta yang berfungsi menjaga kehormatan dewan mestinya memberikan teladan bagi anggota dewan lainnya. Dan hal ini tidak semestinya dianggap sepele. Rakyat sudah lelah dengan kelakuan wakil rakyat yang malah bersikap sebagai penguasa.
Sebagaimana pernah disuarakan oleh Iwan Fals, "Wakil rakyat seharusnya merakyat..."
Selain itu mereka juga mesti mulai mendengar keluhan dan kritik dari rakyat yang diwakilinya dengan tulus dan lapang dada. Bukan justru sewot dan mengancam ke pengadilan jika ada yang melakukan kritik.
Buktikan dengan kerja yang merakyat, untuk kepentingan rakyat (bukan penguasa atau pengusaha) serta sensitif dengan penderitaan rakyat.
Sehingga tidak ada lagi gossip di pinggir jalan yang berbunyi :
“…di Senayan ada mafia
yang kerjanya bikin UUD
ujung-ujungnya duit…”
Sebagaimana diberitakan oleh detikcom, Kamis 10 April 2008, mobil yang ditumpangi ketua Badan Kehormatan DPRD DKI Jakarta, Nur Alam Bachtiar, kepergok menerobos jalur busway koridor II di jl.Letjend Suprapto, Jakarta Pusat.
Tampaknya kita semua mesti berpikir dua kali dalam menentukan pilihan di Pemilu mendatang. Hingga saat ini tampaknya belum ada prestasi dari para wakil rakyat yang cukup membanggakan dan dirasakan secara langsung manfaatnya oleh rakyat.
Yang muncul di media justru berita negatif seperti: Perbaikan rumah dinas, dugaan korupsi, kasus aliran dana BI kepada anggota DPR, kasus percaloan, dan masih banyak lagi.
Selain masalah korupsi, para wakil rakyat di DPR dan DPRD juga masih bermental sok kuasa, tidak taat hukum dan mementingkan diri sendiri. Contohnya kasus Nur Alam Bachtiar ini. Padahal sebagai anggota dewan seharusnya dia tahu persis aturan yang telah dibuat oleh pemda bersama DPRD.
Melempar kesalahan kepada sang supir adalah sikap yang tidak ksatria. Saya kok tidak yakin jika ini adalah kejadian pertama menerobos jalur khusus busway. Saya juga yakin masyarakat sudah biasa menyaksikan rombongan pejabat yang selalu minta diistimewakan di jalan raya walau harus dengan melanggar aturan.
Sebagai ketua Badan Kehormatan DPRD DKI Jakarta yang berfungsi menjaga kehormatan dewan mestinya memberikan teladan bagi anggota dewan lainnya. Dan hal ini tidak semestinya dianggap sepele. Rakyat sudah lelah dengan kelakuan wakil rakyat yang malah bersikap sebagai penguasa.
Sebagaimana pernah disuarakan oleh Iwan Fals, "Wakil rakyat seharusnya merakyat..."
Selain itu mereka juga mesti mulai mendengar keluhan dan kritik dari rakyat yang diwakilinya dengan tulus dan lapang dada. Bukan justru sewot dan mengancam ke pengadilan jika ada yang melakukan kritik.
Buktikan dengan kerja yang merakyat, untuk kepentingan rakyat (bukan penguasa atau pengusaha) serta sensitif dengan penderitaan rakyat.
Sehingga tidak ada lagi gossip di pinggir jalan yang berbunyi :
“…di Senayan ada mafia
yang kerjanya bikin UUD
ujung-ujungnya duit…”
Gantung koruptor kelas kakap.
Hukum mati pelaku kasus BLBI.
Selamatkan rakyat korban Lapindo.
Stop jual negara kepada pemodal asing.
Tembak mati mafia narkoba
Hukum mati pelaku kasus BLBI.
Selamatkan rakyat korban Lapindo.
Stop jual negara kepada pemodal asing.
Tembak mati mafia narkoba
1 komentar
Aslkm.....sy juga geram melihat tingkah polah anggota DPRD dan DPRD ini. ya benar..kita hrs jeli betul ketika menentukan pilihan pemilu 2009 besok. sebenarnya ada juga anggota DPR dan DPRD yg punya prestasi yg baik, tp nggak dipublish. karena anggota DPR/dprd itu juga yg bisa digeneralisir, karna aad memang fraksi ato perorangan yg memang bagus.
Posting Komentar