Think before you speak. Read before you think

Breaking News

Permintan Maaf Resmi dari Parlemen Australia kepada Aborigin


Masyarakat Australia dan dunia internasional akan disuguhi moment penting dalam sejarah bangsa Australia. Dalam beberapa pekan ke depan pemerintah Australia akan menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Aborigin atas kebijakan-kebijakan pemerintah Australia di masa lampau yang telah hak-hak dasar suku Aborigin.

Pemerintahan Perdana Menteri Kevin Rudd juga akan mengakui kepemilikan tanah leluhur dan meminta maaf bagi ketidakadilan di masa lalu.

Kata aborigin dalam bahasa Inggris mempunyai arti "penduduk asli/penduduk pribumi", dan mulai digunakan sejak abad ke-17 untuk mengacu kepada penduduk asli Australia saat itu.

Hingga saat ini belum ada satupun teori yang dapat dipeakati tentang asal ras bangsa aborigin Australia. Meskipun mereka bermigrasi ke Australia melalui Asia Tenggara, namun tidak ada keterkaitan dengan populasi suku-bangsa di Asia, dan juga dengan penduduk kepulauan yang berdekatan, seperti Melanesia dan Polinesia

Menurut teori evolusi semua manusia modern adalah keturunan dari satu grup tunggal Homo sapiens, yang meninggalkan Afrika sekitar 2.000 generasi sebelumnya.

Beberapa pakar mengatakan kemungkinan orang Aborigin Australia telah berasimilasi dengan orang Jawa atau Homo erectus. Namun situs Cambridge University menyebutkan kemungkinan kedua, suku berkulit hitam dan berambut keriting itu adalah keturunan gelombang migrasi kedua dari Afrika.

Saat pertama kali bangsa Eropa tiba, diperkirakan terdapat sekitar 250.000 hingga 1 juta orang tinggal di Australia. Jumlah ini diperkirakan telah dapat bertahan cukup stabil selama ribuan tahun.

Pada tahun 1770, James Cook mendarat di pantai timur Australia dan mengambilalih daerah tersebut dan menamakannya sebagai New South Wales, sebagai bagian dari Britania Raya. Sejak itu, populasi aborigin di daerah pantai mulai menghilang, terdesak ke daerah pedalaman dan terusir dari daerah asalnya.

Para pendatang, menganggap penduduk aborigin Australia sebagai nomad yang dapat diusir dari tempatnya untuk digunakan sebagai kawasan pertanian. Hal ini berakibat fatal, yaitu terputusnya bangsa aborigin dari tempat tinggal, air dan sumber hidupnya. Terlebih lagi dengan kondisi mereka yang lemah akibat penyakit. Kondisi ini mengakibatkan populasi bangsa aborigin berkurang hingga 90% pada periode antara 1788 - 1900. Seluruh komunitas aborigin yang berada pada daerah yang cukup subur di bagian selatan bahkan punah tanpa jejak

Penduduk Aborigin di Australia saat ini jumlahnya sekitar 450 ribu dari 21 juta populasi negara itu. Antara tahun 1910 sampai 1970an sekitar 100 ribu anak-anak Aborigin dipisahkan dari orangtua mereka dan dipelihara oleh negara. Alasannya, memberikan kehidupan yang lebih baik kepada mereka.

Sebuah study yang dilakukan pada tahun 1997 mendapatkan ternyata banyak dari anak-anak ini yang mengalami tekanan psikologis sebagai akibat "dicabutnya" mereka dari keluarga dan kebudayaannya. Study ini merekomendasikan agar pemerintah meminta maaf dan memberi ganti rugi kepada keluarga yang mengalami masa lalu yang kelam itu. Namun, John Howard, Perdana Menteri kala itu menolak rekomendasi tersebut. Ia berpendapat pemerintah yang berkuasa tidak bertanggungjawab atas kebijakan pemerintah sebelumnya.

Pemerintah Australia untuk pertamakalinya akan menyatakan permohonan maaf secara resmi kepada suku Aborigin, masyarakat asli negeri kangguru itu, terkait dengan kebijakan masa lalu pemerintah yang sering disebut sebagai "pencurian generasi"

Menurut rencana, permohonan maaf ini akan disampaikan sebagai bagian dari pidato PM. Kevin Ruud ketika Parlemen membuka sidang untuk pertama kalinya sejak partai Ruud menang pemilu November lalu.Sejak awal, Ruud menganggap permohonan maaf, yang telah menjadi perdebatan selama bertahun-tahun ini, sebagai prioritas dalam pemerintahannya.

Hebatnya lagi lagi, Pidato PM.Ruud ini akan disiarkan secara langsung dengan memakai TV-TV berukuran besar dan layar lebar di beberapa kota besar di Australia. Untuk menandai hari ebrsejarah itu, bendera Aborigin akan dipasang di segala penjuru wilayah Australia.

Permohonan maaf ini akan menjadi agenda pertama Menteri Urusan Pribumi Australia Jenny Macklin. "Permohonan maaf dikeluarkan demi kepentingan pemerintah Australia dan tidak terkait dengan generasi Autralia saat ini," ujar Macklin.

Sebelumnya, Macklin dan Rudd mengesampingkan masalah kompensasi finansial bagi kelompok minoritas yang terpinggirkan. Ia mengatakan, pihaknya mencari masukan yang luas mengenai rumusan permohonan maaf ini. Ia berharap langkah ini akan menjadi awal bagi hubungan yang lebih baik antara masyarakat Australia dan penduduk pribumi.

"Ini adalah keistimewaan dan penghormatan yang besar," ujar Matilda House, sesepuh suku Aborigin, seperti dikutip Associated Press, Kamis (31/1/2008). "Saya pikir ini adalah hal yang sangat baik."

Christine King, warga Australia etnis Aborigin, mengaku terharu mendengar niat pemerintah tersebut. "(Kabar) ini sangat penting bagiku. Leluhur kami tak akan pernah mengira hal ini akan terjadi," tuturnya.

Sebagai tetangga, bangsa Indonesia patut mengucapkan selamat kepada masyarakat Aborigin yang akhirnya mendapat penghormatan setelah berabad-abad hanya dianggap "setengah manusia". Suatu hal yang seharusnya mereka miliki sejak dulu.

Mengembalikan segalanya seperti sedia kala adalah hal yang mustahil. Namun kesediaan untuk memperbaiki masa lalu adalah hal suatu bentuk dari hati dan jiwa yang besar.

Kita juga dapat belajar dari kasus ini, mengingat kita juga memiliki sejarah kelam yang masih belum disibak lebar-lebar. Pembunuhan, pengejaran penangkapan dan pengasingan yang terjadi paska Gestapu telah menyengsarakan ribuan bahkan jutaan rakyat yang tidak berdosa.

Mampukah bangsa Indonesia belajar dari tetangga???


Sumber:Diolah dari berbagai sumber.

Tidak ada komentar