Think before you speak. Read before you think

Breaking News

Upaya perlindungan orang utan di area HPH Kalimantan

Oleh: Dita Ramadhani

Saat ini, orang utan Kalimantan terancam kepunahan. The World Conservation Union (IUCN, 2002) mengkategorikan orang utan Kalimantan sebagai spesies yang hampir punah. Ancaman terbesar kepunahannya adalah hilangnya habitat alami orangutan akibat konversi hutan menjadi lahan pertanian, perkebunan, pertambangan, maupun perumahan.

Di area konsesi hutan alam anggota GFTN-Indonesia PT Suka Jaya Makmur (SJM) yang terletak di Kalimantan Barat, dengan total area 171,340 hektar, diperkirakan hidup 500 orangutan dari subspesies wurmbii (Pongo pygmaeus wurmbii) dan sarangnya. Sebagian besar orangutan tersebut diyakini datang dari areal bekas konsesi hutan di sekitarnya yang telah terdegradasi akibat pembalakan liar.

GFTN-Indonesia dan program spesies WWF-Indonesia bekerjasama dengan PT SJM mengembangkan rencana manajemen perusahaan untuk menjamin terciptanya harmoni dunia usaha dan orang utan. Pada Januari 2010, GFTN-Indonesia dan tim ahli yang terdiri dari ahli tumbuhan, ahli orang utan, dan staf GIS WWF-Indonesia mengadakan penelitian selama dua minggu di beberapa sarang orang utan di dalam area konsesi PT SJM. Penelitian lapangan yang didukung oleh aktivitas dokumentasi tersebut akan menghasilkan film dokumenter serta rencana manajemen orangutan sebagai bagian program perlindungan HCVF (High Conservation Value Forest), salah satu upaya PT SJM memperoleh sertifikat FSC.

Langkah ini merupakan inisiatif pertama di Indonesia di mana sebuah perusahaan menggabungkan aktivitas konservasi dengan rencana manajemen menuju integrasi konservasi dan produksi. Aktivitas konservasi mencakup perlindungan jenis pohon sumber makanan orang utan dan sarangnya, memastikan area berpopulasi orangutan tinggi bebas dari aktivitas penebangan, serta menjalin kolaborasi dengan SJM untuk mengatasi perburuan di dalam area konsesi.

Ratusan sarang orang utan, baik lama maupun baru, ditemukan di dalam area konsesi selama penelitian berlangsung. Bahkan, tim peneliti juga beruntung bertemu sekawanan orang utan wilayah itu. GFTN-Indonesia dan tim peneliti optimis akan hasil eksplorasi tersebut. Dengan memahami kondisi orang utan dan habitatnya, upaya perlindungan satwa kharismatik Kalimantan tersebut akan lebih mudah dilakukan. Hal tersebut juga mendukung manajemen hutan berkelanjutan tanpa mengganggu aktivitas bisnis PT SJM sehingga mampu mewujudkan harmoni di antara perusahaan dan orang-utan.

Suksesnya proyek percontohan ini akan semakin mendorong upaya konservasi di luar wilayah konservasi serta menjadi fenomena menarik terkini bahwa sebagian besar populasi orang utan justru berada di luar wilayah konservasi. Penelitian tentang orang utan Januari lalu merupakan penelitian pendahuluan dari dua penelitian orang utan lanjutan yang rencananya akan diadakan sepanjang 2010 ini di wilayah yang sama.

Sumber: www.wwf.or.id.

Tidak ada komentar